-->

Kronologi Sopir Bank Jateng Gasak Rp 10 Milliar, Celah Toilet Jadi Awal Aksi

Kronologi Sopir Bank Jateng Gasak Rp10 Miliar, Celah Toilet Jadi Awal Aksi

Oleh: Only Pioneer : 12 September 2025

                                                          Sumber: halosemarang.com

Onlypioneer - Pada awal September 2025, publik Jawa Tengah dikejutkan dengan berita mengejutkan: seorang sopir operasional Bank Jateng cabang Wonogiri membawa kabur uang tunai senilai Rp10 miliar.
Peristiwa ini langsung menjadi sorotan nasional karena melibatkan institusi keuangan besar milik daerah.
Bagaimana seorang sopir bisa menggasak dana sebesar itu hanya dengan memanfaatkan kelengahan sejenak? 

Daftar Isi

Kasus bermula pada Senin, 1 September 2025. Seorang sopir operasional Bank Jateng cabang Wonogiri berinisial A mendapat tugas mengambil uang dari Bank Jateng Cabang Surakarta. Jumlah dana yang diambil sekitar Rp10 miliar untuk kebutuhan distribusi kas di Wonogiri.
Biasanya, tugas ini dikawal ketat oleh aparat keamanan bersenjata, termasuk polisi yang mendampingi mobil operasional.

Menurut laporan Suara.com, pada saat pengambilan uang, salah satu petugas pengawal izin pergi ke toilet.
Momen itu dimanfaatkan A untuk membawa lari mobil beserta uang tunai di dalamnya. iNews Jateng menuliskan bahwa celah kecil ini justru menjadi awal dari kasus penggelapan uang terbesar dalam sejarah Bank Jateng.

Modus dan Pelaksanaan Aksi

Setelah pengawal meninggalkan mobil, A langsung menyalakan mesin dan melaju keluar dari halaman bank.
Ia mengendarai mobil Toyota Hilux operasional Bank Jateng dengan kecepatan tinggi. Berdasarkan laporan Detik.com, pelaku kemudian berpindah kendaraan ke mobil Daihatsu Sigra yang telah disiapkan sebelumnya untuk memperlancar pelarian.

Dalam pelariannya, A tidak sendirian. Ia dibantu sopir taksi online yang ikut mengantarnya ke beberapa lokasi.
Modus ini menunjukkan adanya perencanaan matang, meski pada akhirnya aksi tersebut tidak berlangsung lama karena polisi bergerak cepat melakukan pengejaran.

Identitas Pelaku dan Peran Pihak Terkait

Siapa Sopir A?

Pelaku A, menurut data kepolisian yang dikutip DetikNews, sudah bekerja sebagai sopir operasional Bank Jateng sejak tahun 2018. Rekam jejaknya tidak menunjukkan masalah serius, sehingga banyak pihak terkejut ketika mendengar ia menjadi otak kaburnya uang miliaran rupiah.

Pihak yang Membantu

  • Sopir taksi online: membantu pelarian dengan mengantar ke lokasi persembunyian.
  • Keluarga dekat: beberapa di antaranya menerima aliran dana.
  • Rekan pelaku: menyediakan rumah singgah di wilayah Gunungkidul.

Proses Pengejaran dan Penangkapan

Polisi langsung bergerak setelah menerima laporan resmi dari pihak bank. Tim gabungan dari Polresta Surakarta dan Ditreskrimum Polda Jateng melakukan pelacakan sinyal ponsel, CCTV jalan raya, dan keterangan saksi. Pengejaran berlangsung selama enam hari.

Pada 7 September 2025 dini hari, tim Resmob menangkap A di sebuah rumah kontrakan di Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta. Berdasarkan laporan Detik, pelaku tidak melakukan perlawanan saat ditangkap. Polisi juga mengamankan dua orang lain yang diduga menerima hasil kejahatan.

Barang Bukti dan Uang yang Diamankan

Dari tangan pelaku, polisi menyita:

  • Uang tunai Rp9,64 miliar dari total Rp10 miliar.
  • Sisa uang sekitar Rp360 juta diduga sudah dipakai untuk biaya pelarian.
  • Satu unit mobil operasional Bank Jateng.
  • Satu unit Daihatsu Sigra.
  • Beberapa telepon genggam yang dipakai berkomunikasi.

Motif Ekonomi dan Kondisi Keluarga

Dalam pemeriksaan, A mengaku nekat karena masalah ekonomi. Ia merasa tertekan oleh beban keluarga dan kebutuhan hidup yang makin sulit. Pernyataan ini dikutip oleh Suara.com, di mana istri pelaku menyebut sang suami tidak pernah menceritakan rencana tersebut.

Dampak terhadap Kepercayaan Publik

Kejadian ini menimbulkan pertanyaan serius di kalangan masyarakat:

  1. Bagaimana sistem pengawalan uang sebesar Rp10 miliar bisa lengah hanya karena pengawal pergi ke toilet?
  2. Apakah Bank Jateng memiliki SOP cadangan untuk mengantisipasi kondisi darurat?
  3. Seberapa aman dana nasabah jika prosedur standar bisa dilanggar?

Kompas menyoroti bahwa kasus ini dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keamanan bank daerah. Oleh karena itu, transparansi dan perbaikan SOP menjadi sangat penting.

Analisis Keamanan Bank dan SOP

Banyak pakar perbankan menilai, kasus ini adalah “human error” yang fatal. Protokol keamanan bank seharusnya tidak boleh bergantung pada satu orang pengawal. Berikut beberapa analisis:

  • Double guard system: seharusnya ada minimal dua pengawal yang tidak boleh meninggalkan kendaraan dalam kondisi apa pun.
  • Pemakaian GPS real-time: agar mobil operasional bisa dipantau setiap saat.
  • Body camera dan dashcam: untuk merekam semua aktivitas di lapangan.
  • Pelatihan kedisiplinan: sopir dan pengawal wajib mengikuti training keamanan berlapis.

Pelajaran dari Kasus Ini

Dari kasus ini, ada sejumlah pelajaran berharga:

  1. Celah sekecil apa pun dapat dimanfaatkan oleh pihak internal yang berniat jahat.
  2. Krisis ekonomi bisa menjadi pemicu tindak kriminal, bahkan oleh pegawai yang sudah lama bekerja.
  3. Bank harus lebih serius dalam menerapkan sistem keamanan modern.
  4. Nasabah berhak mendapat kepastian bahwa dana mereka terlindungi oleh manajemen risiko yang ketat.

Kasus sopir Bank Jateng yang membawa kabur Rp10 miliar membuktikan bahwa kelengahan sekecil apa pun dapat berakibat fatal. Untungnya, polisi bergerak cepat dan berhasil mengamankan hampir seluruh dana.
Namun, reputasi bank daerah kini diuji. Ke depan, SOP keamanan harus diperketat agar kasus serupa tidak terulang.

Baca juga: Analisis Cuaca Ekstrem Pemicu Hujan

Baca juga: Kenapa Denpasar Sering Banjir: Penyebab

LihatTutupKomentar