-->

Analisis Cuaca Ekstrem: Pemicu Hujan Lebat hingga Banjir di Denpasar

Analisis Cuaca Ekstrem: Pemicu Hujan Lebat hingga Banjir di Denpasar

Analisis Cuaca Ekstrem: Pemicu Hujan Lebat hingga Banjir di Denpasar

Ditulis oleh Only Pioneer • 10 September 2025

                                                              Sumber: Instagram.com

Onlypioneer.com - Analisis Cuaca Ekstrem: Pemicu Hujan Lebat hingga Banjir di Denpasar, Denpasar ibu kota Provinsi Bali, dikenal sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan pariwisata internasional. Namun dalam beberapa tahun terakhir, kota ini semakin sering dilanda banjir akibat hujan deras. Cuaca ekstrem yang dipicu oleh fenomena iklim global memperburuk kondisi perkotaan yang semakin padat dan kurang resapan air.

Banjir bukan sekadar masalah genangan sementara. Ia mengganggu aktivitas masyarakat, merusak infrastruktur, menurunkan produktivitas ekonomi, hingga merusak citra pariwisata Bali di mata dunia. Oleh karena itu, memahami **pemicu hujan lebat dan banjir di Denpasar** adalah langkah penting untuk menyiapkan strategi mitigasi jangka panjang.


Baca juga: iPhone 17 Terbaru 2025: Waktu Terbaik Membeli?

Cuaca Ekstrem dan Tren Global


Fenomena Perubahan Iklim, perubahan iklim global telah meningkatkan intensitas dan frekuensi hujan ekstrem di kawasan tropis, termasuk Indonesia.

Menurut laporan IPCC, suhu laut yang lebih hangat meningkatkan penguapan, sehingga atmosfer menyimpan lebih banyak uap air.
Akibatnya, hujan yang turun bisa jauh lebih deras dari sebelumnya.


Fenomena El Niño & La Niña

- El Niño: umumnya menyebabkan kekeringan.

- La Niña: meningkatkan curah hujan di Indonesia, termasuk Bali.


Berdasarkan data BMKG, tahun 2020 dan 2022 ketika La Niña kuat, Denpasar mengalami curah hujan harian yang melampaui 150 mm, jauh di atas ambang batas normal.


Perubahan pola monsun, Monsun Asia–Australia memengaruhi intensitas hujan di Bali, Pergeseran pola angin membuat hujan deras bisa datang lebih tiba-tiba, bahkan di luar musim penghujan utama.


Denpasar sebagai Kota Rawan Banjir, Pertumbuhan Kota yang pesat, Dengan populasi lebih dari 900 ribu jiwa, Denpasar mengalami urbanisasi yang cepat.
Banyak lahan sawah dan resapan dialihfungsikan menjadi pemukiman, pusat bisnis, dan infrastruktur pariwisata, Hal ini menurunkan daya serap tanah terhadap air hujan.


Drainase dan Sungai, Tukad Badung dan Tukad Ayung adalah sungai utama di Denpasar. Namun kapasitasnya sering tidak cukup menampung limpasan air dari hujan ekstrem.
Drainase perkotaan juga sering tersumbat sampah, sehingga genangan cepat terjadi.


Minim Ruang Terbuka Hijau, Data Dinas Lingkungan Hidup Bali menunjukkan bahwa ruang terbuka hijau di Denpasar kurang dari 20% luas kota, jauh di bawah rekomendasi WHO sebesar 30%. Ini memperburuk daya tampung alami terhadap air hujan.


Faktor Penyebab Banjir di Denpasar

1. Curah hujan ekstrem akibat cuaca global.

2. Alih fungsi lahan resapan menjadi beton dan aspal.

3. Drainase tidak memadai serta buruknya manajemen sampah.

4. Intrusi air laut dan rob yang memperparah genangan di kawasan pesisir.

5. Kurangnya kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya.



Dampak Banjir terhadap Kehidupan Masyarakat


Ekonomi

Kerugian akibat banjir di Denpasar ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah per kejadian. Usaha kecil, toko, hingga pasar tradisional sering berhenti beroperasi selama berhari-hari.


Kesehatan

Air banjir memicu penyebaran penyakit menular seperti diare, leptospirosis, hingga infeksi kulit.


Pendidikan

Sekolah-sekolah di daerah rawan banjir kerap diliburkan, mengganggu proses belajar.


Pariwisata

Sebagai pintu gerbang wisata Bali, citra Denpasar yang rawan banjir bisa menurunkan minat wisatawan internasional.


Historis

- Banjir 2020


Hujan lebat selama 6 jam menyebabkan lebih dari 1.500 rumah terendam.

- Banjir 2022


Curah hujan mencapai 180 mm/hari, menenggelamkan beberapa ruas jalan protokol.

- Banjir 2024


Banjir besar yang hampir melumpuhkan akses ke Bandara Ngurah Rai, sehingga wisatawan tertahan di hotel.


Perspektif Pakar


BMKG: menekankan pentingnya sistem peringatan dini.

WALHI Bali: menyalahkan tata ruang yang abai terhadap kawasan resapan.

Akademisi Udayana: merekomendasikan integrasi teknologi smart city untuk monitoring banjir.


Upaya Pemerintah

1. Normalisasi sungai dan pembersihan saluran drainase.

2. Pembangunan kolam retensi di daerah rawan.

3. Edukasi masyarakat tentang kebersihan lingkungan.

4. Investasi pada teknologi sensor hujan dan peringatan dini.


Namun tantangannya adalah keterbatasan anggaran dan lemahnya penegakan aturan tata ruang.


Solusi Jangka Panjang

Infrastruktur Hijau


1. Restorasi mangrove di pesisir.

2. Peningkatan ruang terbuka hijau.

3. Sumur resapan di pemukiman.


Infrastruktur Keras

1. Kanal dan terowongan banjir seperti di Tokyo.

2. Kolam retensi besar.

3. Peningkatan kapasitas pompa air.


Kebijakan

1. Pengetatan izin pembangunan di kawasan resapan.

2. Integrasi perencanaan tata ruang berbasis risiko.


Teknologi

1. Sensor curah hujan real-time.

2. Aplikasi peringatan dini berbasis komunitas.


Rekomendasi Praktis

1. Pemerintah wajib memperluas RTH minimal 30%.

2. Kolaborasi masyarakat dalam menjaga kebersihan drainase.

3. Integrasi pendidikan kebencanaan dalam kurikulum sekolah.

4. Smart city berbasis data cuaca.

5. Dana khusus penanggulangan banjir untuk UMKM terdampak.


Banjir di Denpasar bukan sekadar fenomena alam, tetapi akumulasi dari cuaca ekstrem global, tata ruang yang abai, serta kesadaran masyarakat yang masih rendah.
Solusi harus bersifat multi-level: dari kebijakan pemerintah, penerapan teknologi smart city, hingga keterlibatan komunitas lokal.

Denpasar bisa belajar dari kota-kota dunia seperti Tokyo, Singapura, dan Belanda yang sukses mengurangi risiko banjir dengan kombinasi kebijakan ketat, teknologi canggih, dan partisipasi publik.

Dengan langkah strategis, Denpasar tidak hanya mampu mengurangi dampak banjir, tetapi juga menjaga citra Bali sebagai destinasi wisata dunia.

Baca juga: iPhone 17 Terbaru 2025: Waktu Terbaik Membeli?

Baca juga: Harta Kekayaan Menteri Keuangan Baru RI 2025

Ditulis oleh Only Pioneer • 10 September 2025

LihatTutupKomentar