-->

Kenaikan Gaji ASN 2025: Kebijakan, Dampak, dan Strategi untuk Keuangan Jangka Panjang

Kenaikan Gaji ASN 2025: Kebijakan, Dampak, dan Strategi untuk Keuangan Jangka Panjang

Ditulis oleh : Only Pioneer : 22 September 2025

Setiap tahun, aparatur sipil negara (ASN) menanti kebijakan yang akan mempengaruhi kesejahteraan mereka gaji, tunjangan, dan kondisi kerja.

Tahun 2025 menjadi tonggak penting bagi ASN di Indonesia karena pemerintah meluncurkan kebijakan kenaikan gaji melalui Perpres Nomor 79 Tahun 2025.




                                                            Sumber: klikpendidikan.com


Poin khususnya: guru, dosen, tenaga kesehatan, dan penyuluh menjadi fokus utama kenaikan. Kebijakan ini menjadi salah satu program prioritas nasional dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025. 

Tapi kenaikannya bukan semata soal nominal, melainkan bagaimana dampak kebijakan ini di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang terus berubah termasuk inflasi, kebutuhan hidup, dan beban anggaran pemerintah. Artikel ini membahas:


Apa isi kebijakan Perpres 79/2025 secara rinci


- Data inflasi dan kondisi ekonomi terkini sebagai latar belakang,

- Dampak positif dan negatifnya bagi ASN dan bagi pekerja di sektor lain,

- Strategi pengelolaan keuangan agar manfaatnya terasa jangka panjang,


Latar Belakang Ekonomi dan Inflasi Indonesia Tahun 2025


Sebelum masuk ke kebijakan gaji, penting memahami kondisi ekonomi yang menjadi konteksnya.


Data Inflasi Terkini


Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Year-on-Year (YoY) pada Juli 2025 tercatat 2,37%. 

Badan Pusat Statistik Indonesia


Inflasi inti (core inflation) di Juli 2025 adalah sekitar 2,32%, menunjukkan bahwa harga-harga pokok yang tidak mudah terpengaruh oleh komoditas volatile tetap mengalami tekanan. 

Sumber : badanpusatstatistikindonesia.com

Secara bulanan (Month-to-Month / m-to-m), inflasi Juli 2025 adalah sekitar 0,30.

Target inflasi oleh Bank Indonesia untuk tahun 2025 adalah 2,5% ± 1%. Artinya target inflasi antara sekitar 1,5% hingga 3,5%. 

Implikasi Inflasi terhadap Daya Beli ASN


Inflasi 2,37% YoY berarti bahwa bila gaji tidak dinaikkan sekurang-kurangnya sama atau lebih tinggi dari angka tersebut (atau plus tambahan), maka daya beli ASN akan menurun.
Biaya kebutuhan pokok seperti pangan, transportasi, dan pendidikan sering lepas dari kendali anggaran tetap.

Menurut sumber bisnis.com, Inflasi bulanan yang kecil (0,30%) mungkin terasa ringan, namun jika terjadi terus-menerus, akan menumpuk dan merapuhkan daya beli, terutama di kota besar.
Sekolah, beras, biaya listrik, pendidikan adalah beberapa penyumbang inflasi yang nyata. 


Isi Kebijakan: Perpres Nomor 79 Tahun 2025


Perpres 79/2025 adalah dokumen resmi yang menjadi dasar kenaikan. Berikut poin-poin penting:


- Penandatanganan dan Pemberlakuan,

- Perpres 79/2025 ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto. Kebijakan ini menjadi bagian dari pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 melalui “Quick Wins” / program prioritas nasional. 

Baca juga: Bagaimana Kebijakan Kenaikan Gaji PNS 2025 Mempengaruhi Pekerja

Kelompok ASN dan Aparat yang Ditargetkan

Kelompok prioritas termasuk: guru, dosen, tenaga kesehatan, penyuluh, TNI/Polri, dan pejabat negara. ASN (baik PNS dan PPPK) menjadi penerima utama. 

Persentase Kenaikan Gaji Pokok Berdasarkan Golongan

Berdasarkan laporan-berita terkini:


- Golongan I & II: +8%,

- Golongan III: +10%, 

- Golongan IV: +12% 

- Waktu Mulai Berlaku dan Rapel,

- Berlaku per Oktober 2025 untuk pokok gaji. 


Pencairan plus rapel (pengembalian selisih/gaji tambahan) untuk bulan-bulan sebelumnya akan dilakukan. 


Konsep Penilaian Kinerja / Total Reward

Selain kenaikan nominal, ada konsep penghargaan dan manajemen kinerja yang mulai diperkuat, agar kenaikan bersanding dengan hasil kerja dan pelayanan publik yang lebih baik. 


Dampak Positif Kebijakan

Kebijakan ini membawa sejumlah keuntungan nyata bagi ASN dan masyarakat luas:


Peningkatan Kesejahteraan ASN

Guru, dosen, tenaga kesehatan, penyuluh kelompok yang sering bertugas di kondisi menantang akan merasakan peningkatan penghasilan yang bisa membantu menutupi biaya hidup sehari-hari seperti sekolah anak, transportasi, dan kesehatan.

Daya Beli Lebih Stabil

Bila kenaikan gaji mendekati atau melampaui laju inflasi, maka daya beli bisa tetap terjaga. Ini penting terutama bagi ASN di kota besar di mana biaya hidup tinggi (sewa rumah, bensin, listrik, pendidikan).

Motivasi dan Produktivitas

ASN yang merasa diperhatikan pemerintah lewat kebijakan pro kesejahteraan akan lebih termotivasi dalam melaksanakan tugas. Ini bisa berujung pada pelayanan publik yang lebih baik.

Efek Domino terhadap Ekonomi Lokal

Uang tambahan dari gaji ASN bisa dibelanjakan di pasar lokal: bahan makanan, jasa transportasi, properti kecil, warung, dan toko-kecil. Ini mendorong perputaran ekonomi di daerah.

Penguatan Aspek Reformasi Birokrasi dan Meritokrasi

Karena ada unsur penilaian kinerja dan penghargaan, bukan sekadar senioritas atau masa kerja, ada peluang agar birokrasi menjadi lebih efisien dan adil. ASN yang berkinerja akan lebih diuntungkan.

Tantangan dan Risiko yang Perlu Diperhatikan

Semua kebijakan punya sisi gelapnya, ini tantangan nyata yang harus diantisipasi:

Kenaikan Biaya Hidup yang Mengikuti

Bila banyak ASN meningkatkan konsumsi, permintaan barang dan jasa meningkat, bisa muncullah kenaikan harga (inflasi baru) terutama untuk sektor makanan, transportasi, dan pendidikan.

Ketidakmerataan Daerah

Biaya hidup di daerah terpencil jauh berbeda dengan kota besar. Kenaikan gaji mungkin masih terasa kurang di daerah yang mahal biaya logistik, pendidikan, atau tempat tinggal.

Beban Anggaran Pemerintah

Penyesuaian gaji ini harus didukung anggaran APBN dan APBD (jika ada tunjangan daerah dll).
Jika tidak di-manage dengan baik, bisa berdampak pada defisit anggaran atau pengurangan di sektor lain.

Implementasi Teknis dan Administratif

Penghitungan golongan, rapel, verifikasi jabatan dan kinerja, serta distribusi pelaksanaan bisa memakan waktu dan bisa terganggu oleh birokrasi yang lambat.

Perbandingan dengan Swasta / Ekspektasi Pekerja Umum

Pekerja swasta mungkin akan menuntut hal yang sama. Bila perusahaan swasta tidak bisa menyesuaikan, bisa muncul ketegangan sosial atau tenaga kerja berpindah ke sektor publik.

Data Perbandingan & Contoh Numerik

Untuk memperjelas dampak, mari lihat angka-angka konkret berdasarkan info yang sudah diumumkan dan prediksi kasar berdasarkan data yang tersedia.

Golongan ASN Kenaikan (%) seperti diumumkan Contoh Gaji Pokok Saat Ini* Contoh Gaji Setelah Kenaikan Pokok**

Gol I & II +8% Rp 1.600.000 (misal) Rp 1.728.000

Gol III +10% Rp 2.800.000 (misal) Rp 3.080.000

Gol IV +12% Rp 4.500.000 (misal) Rp 5.040.000


- Angka pokok saat ini berdasarkan PP atau regulasi gaji PNS / ASN sebelum kenaikan.

- Estimasi kasar belum termasuk tunjangan dan uang makan/transport yang mungkin berubah.

Data spesifik gaji pokok untuk tiap golongan bisa diunduh dari Perpres 79/2025 lengkap, dan media telah mengumumkan bahwa semua gol I-IV akan mengalami kenaikan 8-12%. 

Dampak terhadap Pekerja Swasta dan Sektor Non-ASN

Kebijakan kenaikan gaji ASN tidak hanya mempengaruhi ASN sendiri, tapi juga sektor swasta dan ekonomi lebih luas:

Standar Gaji & Tuntutan Kenaikan di Swasta: Perusahaan swasta di sektor pendidikan, kesehatan, dan penyuluhan sering membandingkan terhadap standar ASN.
Bila ASN gajinya naik, tenaga di sektor swasta bisa meminta penyesuaian agar tidak kalah kompetitif.

Tekanan pada Perusahaan Kecil / UKM: UKM yang memiliki margin kecil mungkin kesulitan menyesuaikan kompensasi karyawannya. Bila mereka tak sanggup, bisa muncul migrasi tenaga kerja ke sektor publik.

Pengaruh Inflasi Berantai: Kenaikan upah ASN bisa meningkatkan daya beli, yang kemudian meningkatkan permintaan barang. Jika pasokan atau produksi tidak seimbang, harga barang bisa naik.

Stimulasi Ekonomi: Uang tambahan yang diterima ASN akan dibelanjakan: konsumsi barang kebutuhan pokok, jasa pendidikan & kesehatan lokal, infrastruktur kecil, memperkuat ekonomi daerah.


Strategi Pengelolaan Keuangan ASN Agar Kenaikan Gaji Berkelanjutan

Agar manfaat kenaikan gaji tidak “habis cepat”, ASN sebaiknya melakukan langkah-langkah berikut:


- Buat Rencana Anggaran Keluarga (Budgeting),

- Prioritaskan kebutuhan pokok: pangan, tempat tinggal, listrik, transportasi, sekolah anak,

- Sisihkan dana darurat (dana tak terduga) agar jika ada kenaikan biaya mendadak, tak membuat keuangan terguncang.


Lunasi Utang Konsumtif & Kurangi Beban Cicilan

Hindari menambah utang untuk barang mewah atau gaya hidup yang tidak produktif. Fokus lunasi utang yang bunga tinggi.


Tabungan & Investasi


- Tabungan jangka pendek untuk liburan, biaya kesehatan, kebutuhan mendesak,

- Investasi jangka panjang: misalnya deposito, reksa dana, obligasi pemerintah, atau properti kecil.


Diversifikasi Pendapatan

Bila memungkinkan, cari sumber penghasilan tambahan (side hustle) yang bisa dilakukan di luar jam kerja.


Upgrade Kompetensi & Penilaian Kinerja

Karena ada unsur reward dan manajemen kinerja, ASN yang aktif meningkatkan kompetensi (pelatihan, sertifikasi) bisa lebih diuntungkan.


Pantau Regulasi Lokal

Beberapa daerah punya biaya hidup yang tinggi. Pastikan ada tunjangan daerah, tunjangan jabatan yang memperhitungkan wilayah, dan jika perusahaan daerah ikut program ASN, bagaimana lapisannya.


Proyeksi Jangka Panjang & Skenario Masa Depan


Melihat tren Google dan isu-yang lagi ramai di berita:


Isu “Perpres 79/2025” dan “kenaikan gaji ASN golongan I-IV” banyak dibicarakan → keyword ini kemungkinan akan terus berada di trending ke minggu/minggu mendatang. 

Bila inflasi tetap dalam target (sekitar 2,5% ±1%), kenaikan gaji 8-12% bisa cukup menutup. Jika inflasi melewati target, maka meski kenaikan gaji sudah di atas rata-rata sebelumnya, daya beli masih bisa tertekan.

Pemerintah berhasil menjaga inflasi rendah, produksi barang/jasa tetap tumbuh, ASN dan sektor swasta bisa berdampak positif dari konsumsi meningkat.

Dengan total reward & kinerja, ASN yang produktif mendapat kompensasi lebih, sehingga muncul budaya kerja lebih efisien dan inovatif.

Inflasi melonjak karena harga pangan & energi mendadak tinggi → kenaikan gaji terasa kurang, Perusahaan swasta dan usaha kecil tidak sanggup menyesuaikan upah, terjadi ketidakadilan upah.

Beban anggaran untuk tunjangan, pembayaran rapel, dan tambahan tugas meningkat; bisa muncul tekanan anggaran pemerintah.

Perpres 79/2025 adalah langkah nyata pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan ASN, terutama guru, dosen, tenaga kesehatan, dan penyuluh. Kenaikan gaji pokok sebesar 8-12% tergantung golongan, mulai berlaku Oktober 2025 dengan pencairan rapel, adalah langkah yang cukup signifikan dibanding rata-rata kenaikan sebelumnya. 

Kebijakan ini relevan dalam konteks inflasi YoY Juli 2025 yang sebesar 2,37%, dengan target inflasi nasional tetap sekitar 2,5% ± 1%. Jika dijalankan dan dikelola dengan baik, kebijakan ini tidak hanya memperbaiki kondisi finansial ASN, tetapi juga bisa memberikan efek positif ke ekonomi nasional.


Agar manfaatnya maksimal dan bertahan lama, ASN perlu menggunakan strategi keuangan yang bijak: mengelola anggaran, menghindari utang tidak produktif, berinvestasi, serta terus meningkatkan kinerja.
Pemerintah juga harus memastikan bahwa kenaikan gaji disertai perbaikan administratif, transparansi, dan tambahan regulasi lokal apabila diperlukan.

LihatTutupKomentar